Kegiatan Skrining Faktor Resiko Penyakit Tidak Menular (PTM) serta HIV/AIDS membawa manfaat yang signifikan dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat. Melalui kegiatan ini, berbagai keuntungan diperoleh, baik bagi individu maupun komunitas secara keseluruhan.
Kerja sama ini memungkinkan penyediaan layanan yang holistik dan terpadu. Dengan melibatkan UPTD Puskesmas Padasuka yang merupakan unit pelayanan kesehatan tingkat pertama di kecamatan, upaya skrining faktor risiko PTM dan HIV/AIDS dapat dilakukan secara lebih menyeluruh. Pendekatan terpadu ini meungkinkan identifikasi dini dan penanganan lebih cepat terhadap faktor risiko yang mungkin dihadapi oleh masyarakat, terutama generasi muda seperti kalangan pelajar bahkan mahasiswa.
Kegiatan ini memiliki dampak yang sangat positif dan salah satu cara pencegahan penyakit. Universitas Sangga Buana dan UPTD Puskesmas Padasuka dapat memberikan edukasi kesehatan kepada masyarakat tentang langkah-langkah pencegahan yang efektif terutama di kalangan civitas akademika. Hal ini menjadi aspek kunci dalam mengurangi maupun menekan angka kejadian PTM dan HIV/AIDS terutama di wilayah Bandung pada kelompok usia pelajar dan mahasiswa, dan kerja sama ini memberikan platform untuk menggalakan kesadaran dan perilaku sehat.
“Kerja sama ini juga berperan penting dalam memperkuat sistem pemantauan kesehatan masyarakat. Dengan mengumpulkan data skrining secara teratur, baik USB YPKP maupun UPTD Puskesmas Padasuka dapat mengidentifikasi tren kesehatan masyarakat, memahami pola risiko, dan merancang program-program intervensi yang lebih tepat sasaran. Pemantauan yang baik akan memberikan dasar bagi pengambilan keputusan yang lebih baik dalam menyusun kebijakan kesehatan di tingkat lokal.” tutur Aneu, istri Camat Cibeunying Kidul dan Bunda Genre Bandung.
Di setiap universitas, merupakan hal yang sudah tidak asing jika memiliki wadah konsultasi dengan diadakannya Posko Pengaduan untuk civitas akademika. Posko pengaduan ini memberikan pengaruh besar untuk generasi muda dengan menekan angka pernikahan dini, hubungan seksual pranikah, dan menolak keras penggunaan narkoba. Kegiatan ini menjadi program wajib yang diberikan oleh pemerintah kepada tiap Perguruan Tinggi sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakatnya. Maka dengan diadakannya kerja sama ini, diharapkan dapat menjadi program berkelanjutan yang memberikan dampak positif kepada generasi muda sebagai penerapan pencegahan Tiga Dosa Besar Perguruan Tinggi yang diungkapkan oleh Mendikbud Nadiem Anwar Makarim pada awal tahun 2022, yakni kekerasan seksual, perundungan, dan intoleransi.
Kegiatan ini tidak hanya melibatkan UPTD Puskesmas Padasuka saja, namun berkolaborasi dengan KPA (Komunitas Pencegahan Aids) Bandung serta keterlibatannya Duta Genre (Duta Generasi Berencana) untuk menciptakan remaja yang bebas narkoba, seks bebas, dan HIV/AIDS. Yang dimana salah satu mahasiswa Universitas Sangga Buana, program studi Ilmu Komunikasi 2023 yang menjabat Duta Genre angkatan 2019. Dengan melihat hal ini, tentu ekspetasi yang tinggi terhadap perubahan lebih positif pada kalangan mahasiswa USB YPKP dapat teraktualisasi.
“Kolaborasi yang besar-besaran ini sebuah hal yang sangat luar biasa, apalagi salah satunya USB YPKP sudah menandatangani kerja sama dengan pemerintah setempat sebagai bentuk kepeduliannya terhadap generasi muda, terutama di kalangan mahasiswa USB YPKP. Hal ini harus dilakukan secara kontinu”, ujar Aneu.
Sonya Edhie Peath Fourjune – Biro Humas, Protokoler dan Media