Teknik Industri USB YPKP Gelar Kuliah Umum Sistem Dinamis

Table of Contents

Prodi Teknik Industri Universitas Sangga Buana (USB) YPKP mengharapkan mahasiswanya memiliki wawasan, pengetahuan dan keterampilan pada semua bidang yang berkaitan dengan segala sesuatu yang dapat menghasilkan produk, baik barang ataupun jasa. Materi perkuliahan yang sudah mengacu pada kurikulum Prodi itu dianggap belum cukup bila mahasiswanya ingin menjadi mahasiswa yang berwawasan luas dan memiliki keterampilan yang mumpuni.

“Sebagai nilai tambahnya, kami menugaskan mahasiswa untuk menyelenggarakan Kuliah Umum, dan kegiatan ini masuk program kerja setiap semester,” tutur Ketua Prodi Teknik Industri USB YPKP Nurlaela Kumala Dewi, usai penyelenggaraan Kuliah Umum bertemakan “Pengembangan Model Kebijakan dengan Metode Sistem Dinamis”, di Kampus USB YPKP, Rabu (19/3). Kuliah umum diisi oleh mantan Kepala Bidang BPPT Nunu Noviandi, yang kini tengah menempuh pendidikan S3 Planologi di ITB.

Menurut Nurlaela Kumala Dewi, Metode Sistem Dinamis peting dipelajari oleh mahasiswa Teknik Industri sebagai alat pembuat kebijakan dalam mengambil keputusan meski dalam kurikulum Prodi tersebut tidak ada. “Seperti yang telah digambarkan oleh pemateri tadi (Nunu Noviandi), bahwa metode tersebut digunakan untuk membuat kebijakan publik, dan metode ini juga digunakan pada industri atau perusahaan,” jelasnya.

Dalam materi yang dipaparkan Nunu Noviandi, yang dimaksud dengan Metode Sistem Dinamis adalah metodologi berpikir, yakni suatu metodologi untuk mengabstaksikan fenomena di dunia yang sebenarnya ke model yang lebih eksplisit. “Sistem Dinamis sebagai alat yang digunakan oleh para manager untuk menganalisis permasalahan yang kompleks,” terangnya.

Ia memberikan contoh pada kebijakan pemerintah DKI Jakarta yang membangun perumahan di wilayah tersebut. Dalam membuat suatu perumahan, kata Nunu, banyak faktor yang harus dipertimbangkan, mulai dari jumlah penduduk, lahan yang dibutuhkan, anggaran yang harus dialokasikan, hingga kebutuhan perumahan setiap tahunnya.

“Dalam cara berpikir sistem dinamis, yang harus diketahui adalah penyebab dan faktor-faktor sebagai data untuk proyeksi masa depan,” jelasnya. Menurut Nunu Noviandi, pada kebijakan membuat perumahan harus diketehui kebutuhan perumahan setiap tahun, bukan hanya untuk kebutuhan 30 tahun saja.