Link and match pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja, usaha serta industri adalah hal yang sangat penting agar lulusan lembaga pendidikan dapat terserap dengan baik di dunia kerja. Link and match adalah kebijakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi yang dikembangkan untuk meningkatkan relevansi pendidikan dengan kebutuhan kerja, usaha serta industri.
Salah satu aspek yang perlu diperhatikan adalah pemetaan terhadap tenaga pengajar yang berasal dari praktisi. Pentingnya penguasaan lapangan bagi calon tenaga kerja diperlukan dan praktisi lebih menguasasi kondisi real dan skill yang dibutuhkan para penyerap tenaga kerja.
Program-program seperti kuliah umum dari praktisi yang menguasai lapangan juga perlu terus digalakan untuk mencapai target link and match. Seperti yang dilakukan Universitas Sangga Buana , Wakil Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Witri Cahyati menyebut pihaknya secara berkala mengundang berbagai praktisi baik dari alumni maupun praktisi dan para profesional.
“Kami secara berkala selalu tertarik untuk mengundang para praktisi datang dan berbagi pengalaman kepada mahasiswa kami, agar mereka (mahasiswa) tahu kondisi di lapangan dan skill praktis apa yang dibutuhkan, ini juga baik untuk pemetaan kita di fakultas”.
Salah satu praktisi yang menjadi pemateri dalam kuliah umum tersebut adalah praktisi Public Relations Podomoro Park Bandung, Iwan Seppriadi. Menurutnya perlu ada gambaran yang dijelaskan kepada calon tenaga kerja agar mereka siap dan tidak mengalami “gagap budaya” saat memasuki dunia kerja.
“Banyak dari mahasiswa setelah lulus dan diterima kerja mengalami proses yang cukup lama dalam memahami kondisi di dunia kerja”. Kata Iwan.
ia menjelaskan dalam kuliah umum Marketing Public Relations, salah satu contohnya perkembangan teknologi yang cepat membuat calon humas profesional dituntut untuk menerapkan semua kegiatan dalam bentuk digital hampir di semua aspek. Sementara, di perkuliahan mahasiswa kerap diajarkan hal-hal yang teoritis, memahami audience yang digital punya tantangan yang berbeda dan perlu kemampuan set up dan pemetaan target yang tepat.
Dalam acara yang digelar hybrid tersebut juga mengundang praktisi Sosial Media, Raidilla Artia. Sependapat dengan Iwan, Ia menyebut kemampuan mahasiswa perlu ditingkatkan dalam memahami peenggunaan sosial media secara strategis.
“Pekerjaan social media specialist dulu ada gak sih? Tapi sekarang semua perusahaan perlu social media specialist, jadi skill ini perlu didalami sebagai potensi yang strategis bagi para mahasiswa”
Pada hakikatnya konsep link and match dapat digunakan sebagai media untuk meningkatkan relevansi pendidikan tinggi dengan kebutuhan tenaga kerja. Perguruan Tinggi perlu melakukan kerjasama sinergis dengan dunia kerja profesional agar relevansi pendidikan tinggi dapat ditingkatkan dari waktu ke waktu tentunya dengan prinsip kerja dimana perguruan tinggi harus mampu memberikan keuntungan juga bagi dunia usaha (model manajemen win-win), jika akan melakukan program link and match. Tanpa ada keuntungan, baik langsung maupun tidak langsung, dunia usaha akan enggan berpartisipasi dalam program link and match meskipun program itu dijanjikan dalam jangka panjang akan menguntungkan banyak pihak.
Melalui kerjasama fungsional link and match dengan dunia kerja profesional, perguruan tinggi secara konseptual akan memiliki peluang yang cukup besar untuk melahirkan lulusannya menjadi calon-calon tenaga kerja yang memiliki profesionalisme yang tinggi. Karena di dunia kerja itulah para mahasiswa akan memperoleh pengalaman baru lebih jauh dan aktual dari sekedar pengalaman yang dideskripsikan pada kurikulum suatu perguruan tinggi.
Perguruan tinggi swasta dapat menjadikan konsep ini sebagai dasar dalam hal pengembangan kampusnya, karena dapat dilihat sekarang sudah tidak ada lagi sekat perbedaan antara perguruan tinggi negeri dan swasta, bahkan dalam hal biaya yang dulu dikatakan negeri lebih murah. Sekarang yang diharapkan oleh calon-calon mahasiswa adalah apakah ketika nantinya masuk ke sebuah perguruan tinggi, dirinya akan mudah untuk mendapatkan pekerjaan atau tidak. Jika nantinya, kondisinya pada saat sebelum dan sesudah sama saja maka perguruan tinggi tersebut tidak akan menjadi pilihan lagi. Maka dari itulah, sedini mungkin perguruan tinggi haruslah mendekatkan diri kepada dunia usaha melalui kebijakan link and match agar nantinya lulusan akan merupakan output yang “diidamkan” oleh kalangan usaha, sehingga dunia usaha tidak perlu lagi untuk melatih atau membuang waktu.