IKAPI Jabar: Jatuh Hatilah pada Buku

Table of Contents

Membaca dan menulis merupakan dua aktivitas yang tak dapat dipisahkan. Seseorang tak mungkin bisa membaca sebuah buku tanpa ada yang menuliskan buku tersebut. Meski kedua aktivitas tersebut tak terpisahkan, tapi memaknainya amatlah berbeda.

“Membaca merupakan input, sementara menulis merupakan output-nya,” tutur Wakil Ketua Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) Jawa Barat, Mahpudi, dalam kegiatan pembuatan buku dalam sehari, yang diselenggarakan oleh Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sangga Buana (USB) YPKP dan Komunitas Bandung Satu, di kampus USB YPKP, Kamis (15/5).

Pembuatan buku dalam sehari tersebut diselenggarakan dalam rangka menyambut Hari Buku Nasional yang akan jatuh pada 17 Mei 2014. Proses pembuatannya, mulai dari menulis, editing, layouting, hingga cetaknya dilakukan dalam waktu satu hari.

Bagi Mahpudi, buku merupakan isi gagasan seseorang yang dituangkan dalam bentuk tulisan, yang disusun secara terstruktur. Ia mengingatkan kepada para mahasiswa yang hadir untuk membiasakan diri menulis dan membuat buku. “Nama kita akan tercatat ke dalam sejarah ketika kita menuangkan gagasan kita dalam bentuk buku,” ujarnya.

Menurutnya, membuat buku tidak mesti harus terpaku pada jumlah halaman dan tulisan yang rapi. “Membuat tulisan yang jumlahnya hanya kurang dari 50 halaman pun bisa menjadi buku, dan jangan takut tulisan kita masih acak-acakan karena ada yang mengeditnya. Yang penting kita tuangkan dulu gagasan kita,” tegas Mahpudi.

Dengan membuat buku, lanjut Mahpudi, akan menjadikan seseorang sebagai manusia abadi karena karyanya akan terus dibaca oleh generasi selanjutnya hingga berabad-abad lamanya. “Agar kita bisa menulis dan membuat buku, mulai saat ini jatuh hatilah pada buku,” imbuhnya.