Hal tersebut telah dipaparkan secara mendalam dalam Workshop Akuntansi/Audit Forensik dan Pemberian Keterangan Ahli oleh Auditor dalam Teori dan Praktik, yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Magister Akuntansi (HIMAMAKSI) Universitas Sangga Buana (USB) YPKP, di Gedung Serbaguna USB YPKP, Rabu (10/12).
Acara dibuka oleh Rektor USB YPKP Dr. Asep Effendi, SE, M.Si. Workshop tersebut terselenggara dengan melibatkan Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) Jawa Barat dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Jawa Barat, dengan menghadirkan tiga praktisi, yaitu Mokhamad Sonhadi, SE,Ak., MM., Mak., PIA., CFrA., APT., CA; Enan Sugandi, SE,Ak., Mak., CFE., CFrA., APT., CA; dan Tuti Susilawati, SE,Ak, MM, Mak., APT., CA.
Ketiga pemateri tersebut merupakan praktisi dari BPKP dan anggota IAI, serta ketiga-tiganya tengah menempuh studi Magister Akuntansi di USB YPKP. Para peserta pun nampak antusias mengikuti workshop tersebut karena kehadiran para praktisi akuntansi. Sekira 200 orang lebih memenuhi kursi yang telah disediakan di ruangan tersebut. Pesertanya sendiri berasal dari berbagai institusi dan perguruan tinggi.
Ketua Program Studi Magister Akuntansi USB YPKP Tevi Leviany, SE., M.Si,Ak., CA, mengatakan bahwa workshop tersebut ditujukan kepada para dosen, mahasiswa, auditor dan praktisi akuntan, serta pihak-pihak yang berminat untuk memahami Akuntansi/Audit Forensik.
Dengan workshop tersbut, diharapkan para peserta bisa memahami bagaimana implementasi akuntansi atau audit forensik dalam menguak tindak pidana korupsi, baik di pemerintahan maupun lembaga swasta.
Menurut Tevi Leviany, mencoba menguak adanya tindak pidana korupsi dengan audit biasa, sama halnya mengikat kuda dengan benang jahit. “Perlu alat yang lebih handal dalam membongkar indikasi adanya korupsi, salah satu metode atau alat tersebut adalah Akuntansi/Audit Forensik,” tandasnya.