USB YPKP Menyoroti Prilaku Media Massa terhadap Pilpres 2014

Table of Contents

Meskipun Pemilihan Presiden 2014 telah usai, tapi masyarakat tidak lupa terhadap prilaku media massa terlebih media televisi yang paling banyak diperhatikan oleh masyarakat. Masyarakat sering kali menyayangkan keberadaan media televisi yang senantiasa memblow-up salah satu kubu dan berperilaku sebaliknya pada pihak lawan.

Fenomena tersebut mendapat perhatian khusus dari Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Sangga Buana (USB) YPKP, dengan menyelenggarakan seminar bertajuk “Demokrasi dan Media Massa”, yang diselenggarakan di Gedung Serbaguna USB YPKP, Rabu (20/8/14).

Dalam sambutannya, Rektor USB YPKP Asep Effendi mengatakan bahwa melalui seminar ini, USB mencoba menjelaskan apa yang terjadi dengan demokrasi dan media massa pada masa-masa kampanye Pilpres 2014. “Kami menyikapi fenomena tersebut melalui seminar nasional untuk membuka mata publik khususnya mahasiswa mengenai hal ini,” ujar Asep Effendi.

Seminar tersebut menghadirkan beberapa pihak yang kompeten di bidangnya, seperti Anggota DPD RI terpilih Oni Suwarna, Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Ferry Kurnia Rizkiyansyah, Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Judariksawan, Ketua Asosiasi TV Lokal Indonesia Agung Dharmajaya, dan seorang tokoh masyarakat Fuad Zakaria. Acara ini juga diliput oleh berbagai media, baik cetak maupun televisi lokal.

Ferry Kurnia Rizkiyansyah mengutarakan, pada pemilu 2009 sekitar 80 persen masyarakat Indonesia mengetahui informasi penyelenggaraan pemilu dari media massa. Edelman Trust Barometer mengadakan survei untuk mengukur kepercayaan dan kredibilitas terhadap dunia usaha, pemerintah, LSM, dan Media. “Hasilnya, sebanyak 80 persen responden masyarakat Indonesia menyatakan percaya terhadap media,” tuturnya.

Sementara Fuad Zakarian mengungkapkan Pilpres 2014 pada sisi berjalannya demokrasi Indonesia. Ia mengatakan, bahwa Pilpres 2014 bisa berjalan secara kondusif, sehingga dapat menjawab kekhawatiran kericuhan terhadap jalannya pesta demokrasi. “Selain itu juga, partisipasi pemilih pada Pilpres 2014 jumlahnya lebih besar dibandingkan dengan Pilpres 2009,” tutur Fuad Zakaria.